Kelaparan Melanda Desa

Karya : Penyair Kecil ( Nasrul Asrudin)



Basah di lidah jatuh menyentuh
Tanah kering, air hening
Membatu di paruh elang
Menunggu daging terpanggang
Muara mengering, anakan ikan mati
Paruh elang membanting bangkai-bangkai
Kelepak elang mencuri pandang
Basah lidah mengering terpanggang
Jatuh di antara berita
Lapar melanda desa


SURATAN LUKA

Kenapa meski ada suratan? Sedangkan kebusukkan sudah memakan
Selalu saja meminta, apa kau sudah terpukul usia?
Kemana hari kemarin? Aku bertanya
Sementara jawabanmu sudah terlihat menggumpal di bebatuan

Opini dari kaumku sudah membulat dan membeku
Suratan yang dulu sempat putus,sekarang sudah berkabung
Dipatahkan, dihempas suara
Mematikan bagai racun di ujung pisau

Menganak sudah kepedihan antara kebangkitan dan ketimpangan
Di bulan oktober yang menyaksikan
Luka-luka yang belum berdarah
Tunduk di bebatuan angan, cinta yang sudah terpecah


SAJAK KECIL UNTUKNYA

Laba-laba menggantung, rayap mengendap
Semut hitam mewarna di dinding, mereka sesekali menyaut
Jam kuno berdetak, merangkak
Abu mengulit dinding kusam, tersentak

Pelangi sudah turun dari hujan yang sudah redah
Tidak ada yang memotret, melukis serta memandang
Semua merunduk dijaga serta dipapah
Dengan ketakutan yang belum hilang

Lilin-lilin kecil menyala di tengah jalanan
Ini bukan sebuah pesta hanyalah berita duka
Lalu kematian yang membuat mereka tidak tidur, tidak diam serta melawan
Ini dari kami, do'a untuk korban kerusakan moral manusia

Popular posts from this blog

Kening di kecup hening

Puisi Selamat Malam Gadis

Kupu-kupu Bersayap Pelangi