belum habis luka
Mengapa sedih selalu memekik lirih?
Belum habis tangis ini
Luka-luka percaya padaku
Berulang lagi tangis yang belum genap seratus hari
Masih mengharum bunga-bunga dalam karangan
Kusendiri dalam tangis kehilangan
Kasihku sudah menghadap
Tentunya kuberharap
Ratapan sedih tak jua tiada
Habis sudah kebahagiaan yang kupunya
Kasih dari keluarga sudah terhenti
Melepasku dalam harum bunga karangan yang belum kering sendiri
Tuhan, kemana kuharus menerangkan mata ini?
Sedangkan tangis yang belum genap seratus hari masih disini
Apa kuharus berlari menanggalkan luka-luka?
Kemudian kuberhenti di ujung malam bulan purnama?
Kasih, secepat itu kau pergi
Menyatakan raga telah ditinggal sendiri
Di ujung musim yang belum habis
Langkah kecil membuat derai tangis
Kuberharap hujan tak berpihak pada pohon-pohon
Kuberharap angin tak berpihak pada ombak yang menelantarkan riaknya sampai mengusir pasir
Tapi kuberharap kebahagiaan selalu mengikuti
Berderai panjang sampai kunikmati lagi cerita kasih