Mawar di awal oktober
Karya : Penyair Kecil ( Nasrul Asrudin)
Setangkai mawar, berdiri sendiri di pojokkan rumah
Dihinggapi lukisan-lukisan air yang menempel di langit-langit daun
Aku memetik satu kelopak yang hampir layu
Aku buang di belantara pekarangan rumah yang kosong
Membiarkan sendirian, sementara suara kodok mulai menemani di ujung kaki-kaki rumah
Semua membagi ketakutan
Hanya setangkai mawar yang sedikit merunduk dan duri yang tumpul tak sempat melawan
Dibiarkan semua memisah serta retak di bawah kolong jendela
Entah harus berjuang, berenang melawan belantara pekarangan yang digenangi air dan gundukkan sampah?
Tapi kini semua berkata
Berkata di antara keduanya, tentang pojok rumah, belantara pekarangan serta jendela
Apa harus bersatu?
Berpisah atau hanya membiarkan busuk?
Kalau kiranya demikian, aku tak pergi
Meski melati menyambut dengan lembut
Tapi tidak denganku, aku yang selalu
Menantimu sampai semua menyatu
Untukmu mawarku di awal oktober.