Bunga yang membantu puisi sahabat
Karya : Penyair Kecil ( Nasrul Asrudin)
Hampir hilang
bunga yang membatu
digenggam jejaka, lalu
dibiarkan saja tertutup rapat
Surat pun telah dikirimkan
terputus lagi serupa layang
benar kata orang
dikau sudah duduk di pelaminan
Busuk sudah
genggaman bunga yang membatu
tiada lagi tersimpan rapat
membiarkan tergeletak menjadi lukisan kering
Aku jua kembali pulang
berselempang keharusan
harus pergi, harus melupakan
karena kepada Tuhan aku akan katakan
Tuhan, aku pasrah, aku mengalah
PAGI DI NEGERI NELAYAN
Pagi telah mencapai
begitu damai di pelabuhan pesisir
tempat dimana kau mencuri
senyum, tawa serta ketakutan yang belum menyudahi
Kapal beku, nyali sudah secuil
kelepak camar dipanggil alam
untuk segera meletakkan paruhnya pada cicitan anak
tak lagi bercumbu dan menganak
Siulan anak nelayan belum mencapai sisinya
mereka masih tidur dipeluk pasir
dan hanya ombak yang terpecah mereka menangkap cakrawala
hingga akhir pelabuhan yang belum menyisir
bunga yang membatu
digenggam jejaka, lalu
dibiarkan saja tertutup rapat
Surat pun telah dikirimkan
terputus lagi serupa layang
benar kata orang
dikau sudah duduk di pelaminan
Busuk sudah
genggaman bunga yang membatu
tiada lagi tersimpan rapat
membiarkan tergeletak menjadi lukisan kering
Aku jua kembali pulang
berselempang keharusan
harus pergi, harus melupakan
karena kepada Tuhan aku akan katakan
Tuhan, aku pasrah, aku mengalah
PAGI DI NEGERI NELAYAN
Pagi telah mencapai
begitu damai di pelabuhan pesisir
tempat dimana kau mencuri
senyum, tawa serta ketakutan yang belum menyudahi
Kapal beku, nyali sudah secuil
kelepak camar dipanggil alam
untuk segera meletakkan paruhnya pada cicitan anak
tak lagi bercumbu dan menganak
Siulan anak nelayan belum mencapai sisinya
mereka masih tidur dipeluk pasir
dan hanya ombak yang terpecah mereka menangkap cakrawala
hingga akhir pelabuhan yang belum menyisir